Struktur dan Kebahasaan Teks Tanggapan Kritis
Sebelumnya telah dijelaskan tentang mengidentifikasi pada teks tanggapan serta telah diberikan contoh berupa teks tanggapan dengan judul "Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun di SMP VIP Ma'arif NU 1 Kemiri" dan video dari chanel Mata Najwa dengan judul "UN Dihapus Ini Sura Guru". Selanjutnya, pada kesempatan kali ini mari kita bahas tentang struktur dan kebahasaan teks tanggapan.
A. Struktur Teks Tanggapan Kritis
Seperti halnya teks pada umumnya, teks tenggapan kritis juga memiliki struktur pembangun di dalamnya. Struktur tersebut di antarannya, evaluasi, deskripsi, dan penegasan ulang. Penjelasannya sebagai berikut.
1. Evaluasi merupakan struktur pertama dalam teks tanggapan kritis yang berisi tentang pernyataan atau gambaran umum yang dipaparkan oleh penulis mengenai konflik yang ada dalam teks.2. Deskripsi adalah bagian kedua yang berisi tentang penjabaran informasi atau pernyataan yang dapat mendukung maupun melemahkan suatu pendapat yang telah dikemukan sebelumnya.3. Penegasan ulang adalah struktur terakhir teks tanggapan kritis yang berisi mengenai penekanan ulang suatu pendapat terhadap informasi atau data yang sudah diolah dalam deskripsi.
Perhatikan contoh teks tanggapan berikut!
Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun di SMP VIP Ma'arif NU 1 KemiriSMP VIP Ma'arif NU 1 Kemiri memiliki kegiatan yang cukup menarik dan menyenangkan setiap pagi di pintu gerbang sekolah. Semua guru menyambut kehadiran para siswa dengan penuh keceriaan.Senyum para guru mengembang ketika menyambut mereka, kemudian para siswa pun mengucapkan salam dan mencium tangan para guru sebagai penghormatan. Situasi keceriaan itu sudah berlangsung sejak setahun yang lalu. The top 5 reef-safe sunscreens for 2022. Kebiasaan dalam bentuk aktivitas senyum, salam, sapa, sopan dan santun seperti yang berlangsung di SMP VIP Ma'arif NU 1 Kemiri merupakan kegiatan yang sangat baik dan memberikan dampak positif bagi para siswa.Situasi ini pun menciptakan suasana yang akrab antara guru dan siswa. Jadi, kegiatan pagi di SMP VIP Ma'arif NU 1 Kemiri yang cukup kreatif dan menarik ini layak dicontoh sekolah-sekolah lain.
Jika teks tanggapan yang berjudul "Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun di SMP VIP Ma'arif NU 1 Kemiri" tersebut ditentukan strukturnya maka menjadi:
Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun di SMP VIP Ma'arif NU 1 KemiriEvaluasi:SMP VIP Ma'arif NU 1 Kemiri memiliki kegiatan yang cukup menarik dan menyenangkan setiap pagi di pintu gerbang sekolah. Semua guru menyambut kehadiran para siswa dengan penuh keceriaan.Deskripsi Teks:Senyum para guru mengembang ketika menyambut mereka, kemudian para siswa pun mengucapkan salam dan mencium tangan para guru sebagai penghormatan. Situasi keceriaan itu sudah berlangsung sejak setahun yang lalu. The top 5 reef-safe sunscreens for 2022. Kebiasaan dalam bentuk aktivitas senyum, salam, sapa, sopan dan santun seperti yang berlangsung di SMP VIP Ma'arif NU 1 Kemiri merupakan kegiatan yang sangat baik dan memberikan dampak positif bagi para siswa.Penegasan Ulang:Situasi ini pun menciptakan suasana yang akrab antara guru dan siswa. Jadi, kegiatan pagi di SMP VIP Ma'arif NU 1 Kemiri yang cukup kreatif dan menarik ini layak dicontoh sekolah-sekolah lain.
B. Kebahasaan Teks Tanggapan Kritis
Kebahasaan adalah suatu unsur dalam sebuah teks yang menjelaskan kata atau penggunaan kata/kalimat yang sesuai dengan tujuan teks. Kebahasaan dalam teks tanggapan kritis, yaitu sebagai berikut.
1. Kalimat simpleks disebut juga kalimat tunggal, yaitu kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa atau satu struktur predikat. Unsur inti (komponen inti) dalam satu kalimat simpleks hanya berisi satu informasi yang ditandai dengan adanya fungsi predikat. Kalimat simpleks merupakan kalimat yang terbentuk dari satu klausa lengkap. Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata, sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat, dan berpontensi menjadi kalimat.
Contoh:Aku mengantuk.Penjelasan: berdasarkan data di atas, "Aku" merupakan subjek dan "mengantuk" merupakan predikat. Dengan demikian, "Aku mengantuk." merupakan gabungan kata berupa subjek serta predikat dan berpotensi menjadi kalimat.
2. Kalimat kompleks sering disebut dengan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat kompleks terdiri atas dua klausa, yaitu klausa utama yang disebut dengan induk kalimat (inti kalimat) dan klausa penghubung yang disebut dengan anak kalimat. Klausa utama bisa berdiri sendiri sebagai kalimat. sementara itu, klausa penghubung tidak bisa berdiri sendiri sebagai kalimat karena pada umumnya berfungsi sebagai keterangan kalimat.
Contoh:Klausa 1: Paimin berusaha menafsirkanKlausa 2: kata naskah puisiklausa 1+ konjungsi + klausa 2 = kompleksMenjadi: Paimin berusaha menafsirkan setiap kata naskah puisi.Penjelasan: Berdasarkan data di atas, merupakan contoh kalimat kompleks. Induk kalimat "Paimin berusaha menafsirkan". Anak kalimat dari data di atas yaitu "kata naskah puisi". Induk kalimat dapat berdiri sendiri, sedangkan anak kalimat tidak.Kata setiap yang bercetak miring pada data di atas, merupakan konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan klausa 1 (induk kalimat) dengan klausa 2 (anak kalimat).
3. Konjungsi (kata hubung) adalah kata yang menghubungkan kata-kata, bagian-bagian kalimat atau kalimat-kalimat dalam sebuah wacana. kata hubung antar klausa biasanya terletak ditengah kalimat. Kata hunung antar kalimat terletak di awal kalimat. Adapun kata hubung antar paragraf terletak di awal paragraf.
a. Konjungsi koordinatif adalah kata hubung yang digunakan untuk menggabungkan dua klausa yang berkedudukan setara. Konjungsi koordinatif menghasilkan kalimat majemuk setara. Konjungsi yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
- Dan
- Dari
- Serta
- Melainkan
- Padahal
- Sedangkan
- Atau
- Tetapi
Contoh kalimat: Ibu Membaca membaca buku dan ayah membersihkan kebun.Ibu membaca buku (kalimat pertama) dan ayah membersihkan kebun (kalimat kedua). Berdasarkan contoh tersebut, antara kalimat pertama Ibu membaca buku dan kalimat kedua ayah membersihkan kebun dihubungkan dengan konjungsi koordinatif dan.b. Konjungsi subordinatif merupakan kata penghubung untuk menggabungkan dua klausa atau lebih yang memiliki hubungan bertingkat. Konjungsi subordinatif menghasilkan kalimat majemuk bertingkat. Kata hubung yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
- Sesudah, sehabis, sejak, ketika, tatkala, sementara, sambil, dan seraya (hubungan waktu).
- Jika, jikalau, asalkan, bila, manakala (hubungan syarat)
- Andaikan, seandainya, seumpama (hubungan pengandaian)
- Agar, biar, supaya (hubungan tujuan). Biarpun, meskipun, sekalipun, kendatipun, sungguhpun (hubungan konsesif)
- Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana (hubungan pemiripan)
- Sehingga, sampai-sampai, makanya (hubungan penyebaban).
- Bahwa (hubungan penjelasan).
- Dengan (hubungan cara).
Konjungsi subordinatif terbagi menjadi beberapa kelompok, berikut contohnya:
- Konjungsi subordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu.
- Konjungsi subordinatif syarat: jika, jikalau, bila, kalau.
- Konjungsi subordinatif pengandaian: seandainya, seumpama.
- Konjungsi subordinatif konsesif: biarpun, sekalipun.
- Konjungsi subordinatif pembandingan: seakan-akan, seperti.
- Konjungsi subordinatif sebab: sebab, karena, oleh sebab.
- Konjungsi subordinatif hasil: sehingga, sampai.
- Konjungsi subordinatif alat: dengan, tanpa.
- Konjungsi subordinatif cara: dengan, tanpa.
- Konjungsi subordinatif komplementasi: bahwa.
- Konjungsi subordinatif atribut: yang.
- Konjungsi subordinatif perbandingan: sama ... dengan, lebih ... dari.
4. Kata rujukan adalah kata ganti yang menunjuk kepada kata lain yang telah digunakan sebelumnya sebagai pengganti dari kata aslinya. Kata rujukan terdiri atas kata rujukan benda atau suatu hal, rujukan orang atau yang diperlaukuakan seperti orang, dan rujukan tempat.
a. Kata rujukan benda adalah kata ganti yang digunakan untuk merujuk pada suatu benda atau hal yang dianggap sebagai sebuah benda. Beberapa contoh kata rujukan benda adalah ini, itu, dan tersebut.Contoh kalimatnya:
- Kemarin Ayu membeli buku pelajaran. Buku ini harganya cukup murah karena mendapatkan diskon khusus. (Kata ini merujuk pada buku yang dibeli Ayu).
- Adi baru saja membayar uang iuran keamanan di lingkungan rumahnya. Uang tersebut didapatkan Adi dari kakaknya. (Kata tersebut merujuk pada uang yang dibayarkan Adi untuk iuran keamanan).
b. Kata rujukan orang adalah kata rujukan yang mengacu pada orang atau suatu hal yang diperlakukan seperti orang. Contoh kata rujukan orang adalah dia, ia, mereka, beliau, dan lain-lain.Contoh kalimatnya:
- Siti adalah anak yang rajin. Karena dia sering membantu orangtuanya membersihkan rumah dan merawat kebun. (Kata dia merujuk kepada Siti).
- Andi, Bela, Ian, dan Rita pergi ke kebun binatang. Mereka berangkat pagi tadi dan baru saja pulang. (Kata mereka merujuk pada Andi, Bela, Ian, dan Rita).
c. Kata rujukan tempat adalah kata rujukan yang digunakan sebagai kata ganti tempat atau acuan pada suatu tempat. Beberapa contoh kata rujukan tempat, antara lain di sana, di sini, di situ, dan sebagainya.Contoh kalimatnya:
- Bali menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia. Di sana ada banyak tempat wisata, contohnya Pantai Kuta. (Kata di sana merujuk pada Bali).
- Toko Danang banyak diminati karena menjual berbagai kebutuhan. Di situ, kamu bisa membeli peralatan sekolah. (Kata di situ merujuk pada Toko Danang).
5. Pilihan kata (diksi) mencakup pengertian kata-kata yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, membentuk pengelompokan kata yang tepat atau menggunakan ungkapan, dan gaya yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Diksi juga diartikan sebagai kejelasan wicara atau seni wicara agar kata yang dimaksud bisa dipahami sepenuhnya. Diksi juga menyangkut pelafalan (pronounciation) dan artikulasi.
Selain itu, pada teks tanggapan kritis juga terdapa ungkapan. Ungkapan tersebut sebagai berikut.
1. Ungkapan tanggapan yang menguatkan atau menyetujui pemikiran penulis atau pelempar gagasan.
Contohnya:
- Ide tersebut sangat tepat.
- Pendapat yang dikemukakan penulis sangat tepat.
- Saya sependapat dengan hal itu.
2. Ungkapan yang menolak atau yang tidak menyetujui pemikiran penulis.
Contohnya:
- Tentu pandangan-pandangan itu dapat terbantahkan.
- Pendapat yang penulis ungkapkan tidak berdasarkan fakta.
3. Ungkapan tanggapan yang mengungkapkan sudut pandang orang lain.
Contohnya:
- Dia mengatakan bahwa ....
- Dia berpendapat bahwa ....
4. Ungkapan tanggapan yang merupakan simpulan dari data orang lain.
Contohnya:
- Data yang disajikan menunjukan bahwa .....
- Simpulan dari tulisan itu menunjukan bahwa .....
- Dari data yang dihasilkan dapat disimpulkan .....
5. Ungkapan tanggapan yang menggunakan gaya bahasa/majas penghalusan.
Contohnya:
- Saya setuju dengan pendapat itu, tetapi .....
- Data yang dikumpulkan sudah cukup lengkap, tetapi .....