Mengidentifikasi Informasi pada Cerpen
Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita mengenai manusia beserta seluk beluknya melalui tulisan pendek dan singkat. Cerpen berisi kehidupan seseorang atau kehidupan yang diceritakan secara ringkas, singkat, dan berfokus pada suatu tokoh saja.
Cerpen dianggap lebih sederhana dibandingkan dengan novel. Hal ini disebabkan jalan ceritanya tidak serumit novel. Cerpen biasanya akan berakhir pada klimaks yang singkat.
Cerpen memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan karya sastra lain. Ciri-ciri cerpen sebagai berikut.
- Cerpen memiliki bentuk cerita yang pendek, lebih pendek dari novel. Beberapa sumber menyatakan bahwa ciri-ciri cerpen bersifat singkat dan padat.
- Jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata. Ciri-ciri cerpen yang satu ini diambil dari pengertian cerpen menurut KBBI. Beberapa sumber lain menerangkan bahwa jumlah kata dari cerpen sekitar 5000 kata atau 2-20 halaman kertas.
- Isi ceritanya berasal dari kehidupan sehari-hari (biasanya dari pengalaman pribadi atau orang lain). Ciri cerpen ini jelas menggambarkan bahwa cerpen itu menceritakan sesuatu dengan cara yang lebih singkat dibandingkan dengan novel, tetapi tetap ada pesan kepada pembacanya.
- Kesan yang muncul saat dan setelah membaca cerpen cukup mendalam sehimgga pembacanya dapat merasakan isi cerpen. Ciri-ciri cerpen ini menjadi alasan sehingga banyak orang yang tetap menunggu cerpen dalam terbitan tabloid atau majalah.
Kemudian, cerpen memiliki fungsi sebagai berikut.
- Fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para pembacanya.
- Fungsi estetis, yaitu memberikan keindahan bagi pembacanya.
- Fungsi diadaktif, yaitu sebagai pemberi pelajaran atau pendidikan yang akan bermanfaat bagi para pembaca.
- Fungsi moralitas, yaitu mengandung nilai moral sehingga para pembacanya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinya.
- Fungsi religiusitas, yaitu mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para pembacanya
Berikut ini contoh cerpen.
Robohnya Surau Kami Karya Ali Akbar Navis
Menanya
Apa perbedaan cerpen dan novel?
Perbedaan cerpen dan novel yaitu:
1. Panjang cerita
Perbedaan novel dan cerpen yang pertama (dan yang terutama) dapat dilihat dari segi formalitas bentuk: panjang cerita. Sebuah cerita yang panjang, katakanlah berjumlah ratusan halaman, jelas tidak dapat disebut sebagai cerpen, melainkan lebih tepat sebagai novel. Sesuai dengan namanya, cerpen adalah cerita yang pendek. Akan tetapi, berupa ukuran panjang pendek itu memang tidak ada aturannya, tidak ada satu kesepakatan di antara para pengarang dan para ahli. Edgar Allan Poe (Jassin, 1961: 72), sastrawan kenamaan dari Amerika itu, mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam (suatu hal yang kiranya tidak mungkin dilakukan untuk sebuh novel).
2. Unsur pembangun
Unsur-unsur pembangun sebuah novel, seperti, plot, tema, penokohan, dan latar secara umum dapat dikatakan lebih rinci dan kompleks daripada unsur-unsur cerpen.
a. Plot
Plot cerpen pada umumnya tunggal, hanya terdiri atas satu urutan peristiwa yang diikuti sampai cerita berakhir (bukan selesai, sebab banyak cerpen, juga novel, yang tidak berisi penyelesaian yang jelas, penyelesaian diserahkan kepada interpretasi pembaca). Urutan peristiwa dapat dimulai dari mana saja. Misalnya, dari konflik yang telah meningkat, tidak harus bermula dari tahap pengenalan (para) tokoh atau latar. Kalaupun ada unsur perkenalan tokoh dan latar, biasanya tidak berkepanjangan. Karena cerpen berplot tunggal, konflik yang dibangun dan klimaks yang akan diperoleh pun, biasanya, tunggal pula.
Novel, dipihak lain, karena ada ketidak terikatan pada panjang cerita yang memberi kebebasan kepada pengarang, umumnya memiliki lebih dari satu plot: terdiri atas lebih dari satu plot utama atau satu plot utama dan sub-plot. Plot utama berisi konflik utama yang menjadi inti persoalan yang diceritakan sepanjang cerita itu, sedangkan sub-plot adalah berupa (munculnya) konflik tambahan yang bersifat menopang, mempertegas, melatarbelakangi, dan mengitensifkan konflik utama sampai ke klimaks.
b. Tema
Karena ceritanya yang pendek, cerpen lazimnya hanya berisi satu tema. Tepatnya, ditafsirkan hanya mengandung satu tema. Hal ini berkaitan dengan keadaan plot yang juga tunggal dan pelaku yang terbatas. Sebaliknya, novel dapat saja menawarkan lebih dari satu tema, yaitu satu atau beberapa tema utama dan sejumlah tema tambahan. Hal itu sejalan dengan adanya plot utama dan sub-sub plot yang menampilkan satu konflik utama dan konflik-konflik pendukung (tambahan).
c. Latar
Pelukisan latar cerita untuk novel dan cerpen dilihat secara kuantitatif (berdasarkan jumlah banyaknya) terdapat perbedaan yang menonjol. Cerpen tidak memerlukan detil-detil khusus tentang keadaan latar, misalnya yang menyangkut keadaan tempat dan sosial. Cerpen hanya memerlukan pelukisan secara garis besar saja, atau bahkan hanya secara implisit (tersirat), asal telah mampu memberikan gambaran dan suasana tertentu yang dimaksudkan. Novel, sebaliknya, dapat saja melukiskan keadaan latar secara rinci sehingga memberikan gambaran yang lebih luas, konkret, dan pasti.
Aktifitas KD 3.5
Baca sekali lagi cerpen “Robohnya Surau Kami”. Buatlah ringkasan ceritanya. Kerjakan di buku tugasmu. Setelah itu, bacakan di depan kelas dengan lafal dan intonasi yang tepat!